Il Palio ( Bagian II)

Gembira, Marah, dan Sedih Dalam Sehari

VIVAnews - Semakin mendekati acara puncak suasana semakin meriah. Semua orang terpusat di kota kecil yang mayoritas bangunannya bergaya gothic itu. Orang-orang memenuhi jalan untuk menyaksikan kuda yang diarak masing-masing contrada mengelilingi kota.

Heboh Aksi Pedagang Buang Puluhan Ton Buah Pepaya, Ternyata Ini Penyebabnya

Dibelakangnya, pasukan yang terdiri dari barisan pria berbaju jirah, diikuti dengan pemegang umbul-umbul contrada lalu barisan pria yang memainkan bendera berjalan dengan diiringi genderang yang dipukul bertalu-talu.

Di akhir barisan, para contradioli akan mengikuti mereka sembari menyanyikan lagu kebangsaan contrada. Kegembiraan dan pengharapan terpampang jelas di wajah mereka, tak ada yang lebih penting pada hari itu selain menangnya contrada mereka pada pacuan yang akan diselenggarakan tak lama lagi.

Pintu terakhir menuju Piazza Il Campo, tempat dilaksanakannya Palio ditutup tepat pukul 17.00. Saya harus berjuang dengan ratusan orang lainnya, agar saya bisa masuk ke dalam piazza dan mendapat tempat yang strategis sehingga saya dapat melihat pertandingan dengan jelas.

Setelah berdesak-desakan sekitar lima belas menit, akhirnya saya dapat memasuki bagian tengah piazza bersama sekitar 50.000 orang lainnya. Bagi yang sudah di dalam arena maka dia harus bertahan hingga pertandingan selesai, karena semua akses keluar masuk piazza akan ditutup rapat untuk prosesi acara menjelang pacuan kuda.

Suasana semakin lama semakin memanas. Masing-masing pendukung meneriakkan yel-yel dan terus bernyanyi. Keributan rawan terjadi, hal-hal kecil dapat memancing amarah contradioli. Selama kurang lebih dua jam saya berdiri disana, terhitung ada lima pertengkaran yang terjadi, untungnya ada carabinieri (tentara) yang selalu berjaga di tepi lapangan. Arak-arakan masing-masing contrada mulai memasukki piazza.

Para pembawa bendera menunjukkan kebolehannya dengan melemparkan bendera yang tak terbayang beratnya. Sorak sorai para penonton mengiringi, ketika dua orang pemegang bendera saling melempar benderanya tinggi-tinggi, bersilangan di udara, dan pada akhirnya bendera jatuh tepat di tangan sang pelempar. Iring-iringan terus memutari piazza hingga akhirnya, sebagai penutup, drappellone, lambang supremasi yang disediakan untuk pemenang hari itu diarak mengelilingi piazza diriringi sorakan penonton.

Tepat pukul tujuh malam, kuda-kuda pacuan beserta joki berdiri teratur di belakang tambang pembatas garis start. Pada saat terompet berbunyi, dada saya seakan berhenti berdegup melihat kuda-kuda yang melaju secepat kilat. Suasanya semakin meriah tatkala masing-masing pendukung meneriakkan contrada jagoannya.

Sebaiknya Anda jangan memalingkan pandangan dari kuda-kuda yang sedang bertanding, karena mereka hanya mengelilingi piazza sebanyak tiga kali. Durasi waktu pacuan pun hanya satu setengah menit hingga selesai. Bila anda lengah maka kesempatan untuk menyaksikan contrada yang keluar sebagai pemenang dapat terlewatkan. Untuk perlombaan kali ini, Leocorno keluar sebagai pemenang, contrada yang konon selalu dihampiri keberuntungan.

Entah mengapa saya memiliki perasaan buruk. Setelah pertandingan dinyatakan selesai, segera saya berlari keluar dari piazza dan menjauhi kerumunan yang mulai berhamburan menghampiri sang pemenang. Benar saja, dari kejauhan saya mendengar suara botol-botol yang dipecahkan berbaur dengan suara teriakan kecewa pendukung contrada yang dinyatakan kalah.

Tak lama berselang, ratusan contradioli dari pihak yang kalah, laki-laki maupun perempuan berlari sembari menangis dan meneriakkan ā€œNon eā€™ possibile (tidak mungkin)ā€ secara berulang-ulang. Tanpa dikomando, saya langsung menepi memberi mereka jalan. Agak heran saya melihat ada pemuda gagah yang berlari sambil menangis, namun pada Palio ā€¦ semuanya menjadi mungkin.

Di sisi lain, pasukan contradioli Leocorno sedang merayakan kemenangannya. Kemenangan yang mereka persiapkan dan harapkan selama setahun penuh. Hasil perjuangan para panitia Palio untuk mengatur strategi dan memilih joki yang handal. Suara teriakan kemenangan dan lagu kemenangan bercampur menjadi satu mengisyaratkan kebahagiaan dan kegembiraan yang tak terperi.

Hari itu, sang joki menjadi bintangnya. Diangkat ke udara oleh berpuluh-puluh orang dan disandingkan dengan drappellone yang untuk selanjutnya akan dipajang di musium contrada dan akan menjadi kebanggaan mereka selama sisa tahun berjalan.

Belum pernah saya melihat luapan kegembiraan, kemarahan, dan kesedihan bercampur sekaligus dalam sehari. Apa yang menjadi impian mereka selama satu tahun ini terjawab sudah. Bagi contrada yang keluar menjadi pemenang, dapat terbayang kelanjutannya: la festa della contrada (pesta contrada) selama tiga bulan penuh akan menghiasi hari-hari mereka.

Makan malam di meja-meja panjang yang dihadiri seluruh contradioli, limpahan anggur khas Toscana, dan proscuito (ham) yang menggugah selera tak akan alpa dari agenda mereka. Bagi yang kalah, akan selalu ada harapan menjadi pemenang di tahun-tahun mendatang.

Pada saat ini, yang terpenting adalah kembali mengatur strategi sehingga pada pertandingan yang akan datang, mereka lah yang akan membawa pulang drappellone ke musium mereka. [isthi]

Sejarah Tercipta Thomas Cup dan Uber Cup, Sempat Tertunda Gegara Perang Dunia II
Pintu rumah dengan warna merah terang

Bosan Pintu Cokelat? Coba 4 Warna Cerah Ini Biar Rumah Makin Aesthetic

Warna pintu rumah adalah hal yang akan dilihat pertama kali oleh orang yang berkunjung. Oleh karenanya, pintu rumah harus memberikan kesan yang baik dan eye-catching.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024