Fatwa Yoga Haram di Malaysia

Ada yang Menentang, Ada yang Patuh

VIVAnews – Reaksi fatwa haram untuk yoga, yang dikeluarkan Dewan Fatwa Nasional Malaysia mengundang reaksi beragam. Ada yang menentang, tapi ada juga yang memilih untuk patuh.

Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan

Sisters in Islam (SIS) dan beberapa praktisi yoga di Malaytsia, telah menunjukkan kekecewaan mereka atas fatwa Dewan Fatwa Nasional, yang melarang umat Muslim melakukan yoga.

Mereka berkeras bahwa yoga hanyalah bentuk latihan gerak badan. Beberapa individu lain, bagaimanapun, mengatakan akan mematuhi fatwa itu.

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan

Program Manager SIS Norhayato Kaprawi mengatakan banyak Muslim di Malaysia melakukan yoga sebagai bentuk latihan untuk mennjaga tubuh tetap sehat.

“Saya tak berpikir bahwa yoga akan menyebabkan umat Muslim akan berpindah agama menjadi Hindu, atau ini akan melemahkan keyakinan mereka. Ini hanya latihan qigong atau taichi yang berakar pada agama Buddha,” kata Norhayati, seperti dikutip situs The Star, Minggu 23 November 2008.

Sambut Putusan MK, Ketum Hipmi: Proses Pilpres Berakhir, Kini Saatnya Bangun Ekonomi Bangsa

Norhayati mengatakan bahwa dengan keluarnya fatwa, dewan telah bertindak seakan-akan yoga adalah upaya penyebarluasan (agama) yang akan mengancam Islam.

“Saya harap mereka (dewan) bisa fokus memperhatikan pada masalah-masalah yang lebih besar, seperti politik uang dan korupsi. Bukankah itu lebih serius ? “ tanyanya.

Dia mencatat bahwa SIS telah menyelenggarakan kelas yoga untuk staf mereka dalam setahun terakhir, dan menyatakan tak ada masalah untuk melanjutkannya.

Guru Yoga Datin Siti Suheila Merican setuju bahwa ketika berlatih yoga tak seharusnya melibatkan pemujaan dan bernyanyi, gerakan fisik yoga baik untuk meningkatkan kesehatan.

Siti Suheila, yang telah mengajar yoga selama 30 tahun terakhir mengatakan masalah ini tak seharusnya dibesar-besarkan di luar proporsi, karena banyak Muslim di Timut Tengah yang melakukannya tanpa diributkan.

“Seluruh dunia telah menerima yoga sebagai latihan yang baik untuk kesehatan. Ini adalah ilmu kesehatan yang telah teruji waktu dan terbukti secara ilmiah sangat efektif. Banyak dokter di barat yang merekomendasikan yoga sebagai alternatif terapi untuk pengobatan,” kata Siti.

M.Revathi (40) yang telah mengajar yoga paruh waktu selama 10 tahun mengatakan beberapa orang salah persepsi soal istilah asana ( postur) sebagai versi religi seperti dalam bahasa Sanskrit, padahal tak ada konteks religious sama sekali soal nama-nama itu.

“Dalam bagian meditasi, ini sama sekali bukan keagamaan. Saya memberitahu murid-murid saya untuk rileks dan membebaskan pikiran mereka, dan mereka bisa meditasi dalan bahasa apapun yang mereka suka,” kata Revathi.

Seorang dokter, yang hanya ingin disebut sebagai Rafidah (27), mengatakan dia mengikuti pelajaran yoga sekali atau dua kalis eminggu dalam enam bulan terakhir tapi akan berhenti mengikuti kelas yoga untuk mematuhi fatwa itu.

“Saya masih belum merasa bahwa yoga merubah keyakinan saya dalam Islam sama sekali. Keyakinan saya sebagai Muslim masih sama seperti sebelumnya, “ kata Rafidah yang kecewa ini.

Bagaimanapun, Rafidah percaya bahwa dewan telah melakukan penelitian yang diperlukan dan memahami Islam lebih banyak daripada dirinya.

Praktisi yoga lainnya, Siti, mengatakan dia akan berhenti latihan yoga. “ Saya kira, baik untuk pemula tapi bila saya melanjutkan pada kelas yang lebih tinggi, saya tak merasa nyaman, Saya pikir saya akan berlatih pilates saja yang murni olahraga,”kata Siti.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya