VIVAnews - Investor obligasi negara (SUN) sejak enam bulan lalu mulai melepas kepemilikannya. Aksi jual investor ini membuat yield obligasi melonjak 15-17 persen.
"Dalam krisis ini (kenaikan yield) normal terjadi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto di Gedung Depkeu, Jakarta, Selasa 25 November 2008.
Kenaikan ini, kata Rahmat, terjadi akibat investor beramai-ramai menjual investasinya itu dengan harga murah sehingga mendongkrak yield. "Hal ini terjadi sejak enam bulan lalu. Akibatnya yield naik tinggi, biaya utang akan meningkat," kata Rahmat.
Namun peningkatan yield itu dianggap masih dalam besaran yang wajar dan tidak terlalu signifikan dampaknya terhadap keuangan negara. Saat ini, yield obligasi negara sudah naik 5 persen dibandingkan awal tahun di kisaran 10-11 persen.
Untuk mengerem pelepasan obligasi negara, Rahmat mengimbau agar investor tetap mempertahankan SUN karena investasi ini dianggap paling aman dan nyaman. Sebab obligasi RI tidak pernah mengalami default, yield masih menarik, apalagi track record surat berharga cenderung membaik.
Turun 30 Persen
Sementara untuk tahun 2009, pemerintah akan mengurangi penerbitan obligasi sebanyak 30 persen, baik dalam rupiah maupun valuta asing. Sebab tahun depan pasar akan semakin ketat likuiditasnya dan permintaan akan lebih rendah baik di dalam dan luar negeri.
Total gross tahun depan, kata Rahmat, akan turun Rp 50 triliun menjadi hanya Rp 100 triliun. Untuk investasi asing dan SUN dalam jumlah rupiah yang ditargetkan Rp 26 triliun untuk tahun depan tidak akan dipertimbangkan lagi. Sedangkan obligasi internasional US$ 4,2 miliar.
Terkait pemasarannya, pemerintah akan menggunakan metode-metode khusus antara lain private invesment bundling. "Siapa pun yang menginginkan surat utang negara dapat mengajukan sistem apa yang mereka inginkan, tapi harus dalam jumlah yang besar juga. Jadi masih bisa nego bagaimana bentuknya, seperti apa?" beber dia.
Untuk meningkatkan produktivitas dan pembiayaan, pemerintah juga akan meminta daerah berperan aktif membeli SUN dan sukuk negara, ketimbang menyimpan dana dalam bentuk idle money di Sertifikat Bank Indonesia (SBI). "Kalau dana-dana yang ada di SBI dibelikan SUN atau sukuk tentu produktivitasnya menjadi aktif," kata dia.
Sementera untuk obligasi reguler juga tetap berlangsung baik lelang umum atuu pun terbatas. Untuk 2009 dengan ketatnya likuiditas dan menurunkan permintaan, pihaknya akan menggali potensi dalam negeri.
VIVA.co.id
29 Maret 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) telah menyiapkan layanan Bengkel Siaga untuk mobil dan sepeda motor yang tersebar di 66 titik guna menyambut mudik lebaran 2024.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
10 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Apakah Aman Perempuan Gunakan Transportasi Online?
IntipSeleb
14 menit lalu
Peristiwa yang dialami Cindy Pangestu mencetuskan kekhawatiran luas di kalangan masyarakat tentang keamanan menggunakan layanan transportasi online.
Geng Mamayu Bukber, Penampilan Lesti Kejora dengan Tas Hermes Ratusan Juta Jadi Sorotan
JagoDangdut
26 menit lalu
Bulan Ramadan menjadi momen spesial bagi umat Islam untuk berkumpul dan menjalin silaturahmi. Tak terkecuali bagi para selebritis yang tergabung dalam Geng Mamayu.
Selengkapnya
Isu Terkini