Sengketa Pilkada Jawa Timur

Kubu Khofifah Mengadu ke DPR

VIVAnews – Kubu Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji) mengadukan hasil Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2008 ke Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat. Pasangan itu menyerahkan data dugaan kecurangan yang dilakukan pasangan Soekarwo-Syaifullah (Karsa).

Mumpung Ramadhan, Ammar Zoni Banyak Berdoa Agar Segera Bebas dari Penjara

Berkas yang disodorkan antara lain berisi kontrak politik antara kepala desa di Jawa Timur dan Karsa. Dokumen menyebutkan Karsa berjanji meningkatkan bantuan bagi pemerintah desa. Misalnya, menambah dana Jaring Pengaman Sosial.

Disebutkan juga, bahwa bantuan akan diberikan dalam perubahan anggaran. Tak lupa, dicantumkan soal besarnya bantuan yang akan disesuaikan dengan persentase perolehan suara bagi pasangan Karsa di tiap desa.

Park Serpong Jadi Lokasi Bukber Dispar Banten, Intip Potensi Bisnis dan Kontribusinya ke Daerah

Dokumen lain adalah surat pernyataan kepala desa yang siap memenangkan Karsa pada Pilkada Jawa Timur putaran kedua.

Dokumen berikutnya terdiri dari foto-foto yang dianggap sebagai bentuk kecurangan. Misalnya iklan kampanye bergambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan tulisan “Ojo Lali Pilih Nomor Lima Coblos Brengose” artinya jangan lupa  nomor lima coblos kumisnya.

Jokowi Imbau Warga Mudik Lebih Awal, Jumlahnya Naik 56 Persen

Iklan semacam itu banyak ditemukan di Pacitan. Kemudian ada foto gambar kotak suara yang dibuka dipinggir jalan oleh tim Karsa.
Kemudian tim Kaji juga menyerahkan bukti compact disk (CD) kepada Komisi II. CD itu berisi rekaman pasukan pengamanan yang diturunkan besar-besaran saat penghitungan suara. Aksi ini dianggap tim Kaji sebagai kejanggalan.

Saat audiensi dengan Komisi II, Khofifah juga mengaku menemukan kejanggalan lain. Misalnya, setelah penghitungan suara, Pengawas Pemilu Jawa Timur menggelar konferensi pers. Siaran pers itu guna menjelaskan bahwa tidak terjadi kecurangan di Pilkada Jawa Timur. “Padahal tim kami menyerahkan banyak bukti kecurangan,” katanya.

Masalah lain yang mencurigakan bagi Khofifah adalah peristiwa yang terjadi dua dua hari setelah penghitungan suara. Saat itu, katanya, Menteri Komunikasi dan Informasi, M Nuh, datang ke Jawa Timur.  “Nuh mengimbau media tidak membesar-besarkan hasil penghitungan cepat,” katanya.  “Ini janggal. Bisa dilihat adanya keanehan yang sistemik di pilkada.”

Berkas itu diserahkan tim Kaji kepada Wakil Ketua Komisi II, Eka Santosa dari Fraksi PDIP. Selanjutnya, berkas itu diharapkan segera disampaikan ke Departemen Dalam Negeri.

Saat ini, perselisihan hasil Pilkada Jawa Timur ini juga masih disidangkan di Mahkamah Konsitusi. Kubu Kaji menggugat penghitungan suara yang memenangkan kubu Karsa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya