Citigroup Jual Aset di Jepang

VIVAnews - Perusahaan jasa keuangan yang tengah bermasalah, Citigroup, berencana menjual aset andalannya di Jepang, NikkoCiti Trust and Banking Corporation. Langkah itu terpaksa dilakukan Citigroup dalam mendapatkan suntikan modal kendati telah mendapat dana talangan dari pemerintah Amerika Serikat (AS), US$52 miliar, dalam dua bulan terakhir. 

Surat kabar The Financial Times edisi 1 Desember 2008 mengungkapkan bahwa Citigroup mulai membuka penawaran pekan ini. Penjualan NikkoCiti diharapkan bisa mendatangkan dana bagi bank yang berbasis di New York tersebut sedikitnya 40 miliar yen (US$400 juta).

Citigroup terpaksa menjual NikkoCiti karena dituntut untuk memangkas biaya setelah menjual saham-saham istimewa kepada pemerintah AS sebagai prasyarat menerima dana talangan (bailout). 

Bank yang terkenal dengan produk kartu kredit Citibank tersebut menderita kerugian besar setelah ikut terjerat krisis kredit macet sektor hipotek bersama dengan bank-bank lain. Nilai saham Citigroup pun sempat anjlok hingga 60 persen sehingga sempat khawatir jatuh bangkrut.

Namun, pekan lalu, nyawa Citigroup terselamatkan oleh dana talangan dari pemerintah AS sebesar US$27 miliar. Ini merupakan bailout kedua yang diterima Citigroup dari pemerintah, setelah Oktober lalu menerima injeksi dana US$25 miliar dengan berbagai prasyarat.   

Selain itu pemerintah AS juga menjamin aset-aset domestik Citigroup senilai US$306 miliar - diantaranya kredit komersil dan perumahan. Sebagai syaratnya, Chief Executive Officer (CEO) Citigroup, Vikram Pandit, berjanji untuk memangkas 52.000 pekerjaan sekaligus memangkas biaya sebesar US$ 10 miliar.

Sedangkan NikkoCiti Trust merupakan perusahaan keuangan berskala kecil. Bank tersebut memiliki aset 6 miliar yen dan memiliki 136 staf. Selama periode enam bulan hingga September 2008, laba bersih NikkoCiti Trust anjlok 69 persen hingga sebesar hanya 152 juta yen, dari pendapatan kotor 1,66 miliar yen.

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick
Penyakit Demam Berdarah di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024.

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Angka kasus demam berdarah di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan hingga Kamis sore 28 Maret 2024 tercatat sudah ada 390 kematian

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024