Kepala Arsip Nasional Djoko Utomo Soal Supersemar

“Pak Harto pun Pernah Kami Tanya”

VIVAnews – Arsip Nasional menempuh berbagai upaya untuk menemukan teks asli Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Lembaga ini menerima informasi dari masyarakat.  Semua laporan itu ditelusuri tapi hasilnya nihil. Semuanya palsu.

Asia Business Council 2024, Menko Airlangga Kasih Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia

Bukan itu saja, tim pencari arsip juga menemui sejumlah pejabat tinggi Tentara Nasional Indonesia TNI) yang dianggap tahu banyak soal keberadaan teks itu.

Tim ini misalnya, kata Kepala Arsip Nasional Djoko Utomo kepada VIVAnews, berkali-kali mewawancarai Jenderal (purn) M. Jusuf. Dia adalah salah satu jenderal yang pada tahun 1965 membawa surat itu dari Soekarno  kepada Soeharto. Jusuf meninggal 8 September 2004.

Kebakaran Toko Bingkai di Mampang, Karyawan Sempat Dengar Ledakan Sebelum Api Muncul

Tapi, kata Djoko, upaya mencari kejelasan surat itu selalu gagal. Djoko mengatakan, timnya pernah meminta bantuan Muladi yang ketika itu menjabat Menteri Sekretaris Negara, Jusuf Kalla, M. Saelan, bahkan meminta parlemen memanggil M. Jusuf.

Menurut Djoko, saksi kunci lain keberadaan surat itu adalah mantan presiden Soeharto. “Kami pun bertanya kepada Pak Harto,” kata Djoko.

Kebakaran Toko Bingkai di Mampang, Polisi Sebut Ada 7 Orang Terjebak di Lokasi

Tapi, sampai wafatnya Soeharto pada 27 Januari 2008, sejarah Supersemar belum terungkap. Tim Arsip nasional semakin sulit menemukan surat itu, karena para saksi kebanyakan sudah  meninggal.

Menara Taspen (Arthaloka Building)

HUT Ke-61, Taspen Tegaskan Komitmen Genjot Kesejahteraan Masyarakat

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (Taspen) menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam momen perayaan HUT ke-61.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024