Minyak Turun, Smart Card Tak Perlu

VIVAnews - Turunnya harga minyak mentah dunia membuat pemerintah berpikir ulang melaksanakan program kartu pintar atau smart card. Program ini sedianya akan digunakan untuk menekan konsumsi premium tahun depan.

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Tubagus Haryono mengatakan, turunnya harga minyak mentah dunia membuat selisih harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan BBM nonsubsidi sedikit.

"Sekarang harga kedua jenis BBM ini disparitas harganya relatif kecil, otomatis potensi penyalahgunaan pun menurun," ujar dia usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Bidang Energi DPR, di Jakarta, Rabu 3 Desember 2008.

Dengan kondisi demikian, tidak ada gunanya jika smart card tetap diterapkan. Malahan, hanya akan menghambur-hamburkan uang negara saja tanpa ada hasilnya. Kendati demikian, BPH Migas akan terus melakukan persiapan-persiapan untuk mengantisipasi kemungkinan penggunaan smart card.

Dari data BPH Migas sejak Januari hingga Oktober 2008, realisasi konsumsi premium dengan kuota dalam APBN-P 2008 fluktuatif. Pada Januari konsumsi BBM bersubsidi melonjak 13 persen dari kuota, Februari naik 18 persen, Maret naik 14 persen. April naik 19 persen, Mei naik 16 persen, Juni naik 10 persen, Juli naik lagi 14 persen, Agustus naik 14 persen, September naik 16 persen, dan Oktober naik 5 persen. 

Namun jika diakumulasikan secara rata-rata dari awal tahun hingga Oktober konsumsinya melonjak 14 persen dari kuota APBN-P 2008 untuk Periode Januari hingga Oktober. Dalam APBN-P kuota untuk periode tersebut 14 juta Kiloliter (KL), namun realisasinya 16,28 juta KL. Sedangkan perkiraan realisasi Januari hingga Desember diperkirakan 19,47 juta KL.

Trik Simpel Ivan Gunawan, Agar Silaturahmi Lebaran Bisa Tetap Glowing
Dukung pemerintah pencapaian ekonomi 2024

Misi Pemerintah Lewat Transformasi Digital Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024

Perlu adanya transformasi struktural dengan kuatkan pasar dalam negeri, sebut saja salah satunya transformasi digital untuk penguatan rantai pasok dan logistik nasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024