Pengusaha Mebel Jajaki Perbankan Cina

VIVAnews - Sulitnya mencairkan kredit ekspor atau L/C di perbankan nasional membuat pengusaha mebel terpaksa melakukan negosiasi dengan beberapa bank asal Cina.

"Total ada tiga bank yang sudah kami lakukan negosiasi," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono di Jakarta, Jumat 12 Desember 2008. Sayangnya Ambar mengaku belum bisa menyebutkan nama banknya.

Menyikapi hal itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai berbeda. Wakil Ketua Kadin Rachmat Gobel menganggap pengusaha tidak perlu bergantung pada perbankan Cina. "Jangan sampai dipegang Cina," katanya. Untuk itu, kata Rachmat, Kadin akan melakukan dialog dengan perbankan nasional.

Asmindo mendekatkan diri dengan perbankan Cina untuk menjaminkan L/C. Selain itu, perbankan juga menghubungkan langsung dengan pembeli untuk meminimalkan risiko gagal bayar. "Perjanjian komisi diberikan sebesar tiga persen dari nilai kontrak," kata Ambar.

Namun, ada salah satu bank yang dinego tersebut mensyaratkan minimal transaksi yang terlalu besar. "Minta transaksi di atas US$ 1 miliar," katanya. Padahal, kemampuan pengusaha diakui Ambar tidak sebesar itu. "Kami mau coba dulu US$ 500 juta," ujarnya. Negosiasi diperkirakan baru selesai pada Januari tahun depan.

Prediksi Pertandingan Liga 1: Persib Bandung vs Borneo FC
Ilustrasi game changer.

Proyek Ini jadi 'Game Changer'

Game changer merupakan istilah yang mengacu pada perubahan atau inovasi yang mendasar dalam industri atau pasar yang mengubah dinamika yang ada dan ciptakan standar baru.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024