Mantan Presiden Taiwan Boleh Keluar Penjara
VIVAnews - Sekitar sepuluh jam setelah resmi didakwa atas kasus korupsi, Chen Shui-bian boleh keluar dari penjara pada Sabtu pagi, 13 Desember 2008. Setelah sebulan dikurung di penjara pinggir kota Taipei, mantan presiden Taiwan tersebut bebas dengan jaminan bahwa ia akan hadir di sidang pengadilan.
Selama menanti pembacaan vonis pengadilan - yang waktunya belum ditentukan - Chen dilarang meninggalkan Taiwan ataupun mengganti alamat rumah. Dia juga dilarang menghasut publik demi membangun dukungan.
Seperti dikutip dari kantor berita Xinhua, Sabtu 13 Desember 2008, Chen meninggalkan pengadilan distrik Taipei menuju kediamannya di ibukota Taiwan itu. Ia berjanji akan mematuhi semua peraturan pengadilan terkait pembebasannya. Unit Investigasi Khusus (SIU) menjatuhkan dakwaan bagi mantan pemimpin berusia 58 tahun tersebut Jumat kemarin. Chen didakwa melakukan korupsi dan pemalsuan serta pencucian uang.
Walaupun jaksa meminta agar Chen tetap ditahan, tetapi pengadilan mengabulkan permohonan pihak pengacara Chen agar Chen dapat dibebaskan Sabtu pagi tadi. Chen ditahan di penjara di pinggir kota Taipei sejak 12 November lalu karena diduga terlibat dalam pencucian uang dan kasus korupsi lain selama delapan tahun menjabat sebagai presiden. Selama dipenjara, lelaki berusia 58 tahun ini sempat melakukan aksi mogok makan sehingga ia harus menginap di rumah sakit.
"Saya berterima kasih kepada pengacara, anggota Partai Progresif Demokrat dan para pendukung saya yang memberi dukungan luar biasa," ungkap Chen seperti dikutip dari Channel News Asia. "Saya bersyukur atas mereka yang memperhatikan, mendukung, dan merawat saya sehingga saya bisa melalui hari-hari saya di penjara, 32 hari paling berat dan paling sunyi dalam hidup saya," kata Chen.
Para ahli hukum mengatakan bahwa Chen dapat menghadapi ancaman penjara seumur hidup apabila terbukti bersalah. Chen dipandang sebagai tokoh yang sangat menginginkan Taiwan secara total merdeka dari Cina.
Selama delapan tahun berkuasa (2000-2008), Chen dinilai sangat meresahkan Cina karena berupaya melakukan referendum untuk menegaskan kemerdekaan Taiwan sebagai negara berdaulat. Sedangkan Cina tetap menganggap Taiwan adalah provinsi yang memberontak sejak 1949.
Prabowo Bersyukur Sengketa Pilpres di MK Selesai: Kita Sekarang Persiapan Hadapi Masa Depan
MK menolak gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.
