Uangmu = Uangku?

VIVAnews - Salah satu isu yang bisa menjadi konflik utama bagi pasangan menikah adalah soal uang. Ruth Hayden, pengarang buku For Richer, Not Poorer: The Money Book for Couples, mengungkapkan banyak pasangan yang tidak mendapatkan titik temu dalam hal mengelola keuangan,.
 
Survey dari majalah SmartMoney menunjukkan, bahwa kebanyakan pasangan (64%) memasukkan uang mereka dalam rekening bersama. Sedangkan, 14% memiliki rekening terpisah. Dan, 18% melakukan keduanya. Lantas, bagaimana dengan Anda dan pasangan?

1.Dua amplop penghasilan
Kesalahan: Digabungkan semua.
Saran: Uangmu, uangku, uang kita bersama

Jika Anda dan suami bekerja, berarti ada dua sumber keuangan yang bisa dialokasikan untuk membiayai kebutuhan. Sebelum memutuskan cara yang tetap menangani finansial, sebaiknya, Anda berdua mencoba menangani keuangan dalam beberapa cara. Dengan begitu, baru akan ketahuan metode seperti apa yang sesuai untuk Anda berdua. Untuk pengantin baru, pilihan tepat adalah yang di tengah-tengah. Misalnya, Anda tetap memegang uang sendiri, pasangan memegang uang sendiri, dan belajar menyisihkan uang untuk tabungan bersama.

2. Mengelola utang
Kesalahan: Utang harus dilunasi masing-masing.
Saran: Setelah menikah, utang menjadi milik bersama. Cari tahu cara melunasinya bersama.

Misalnya, Anda atau pasangan masih memiliki utang, atau cicilan kredit barang ketika memasuki gerbang pernikahan. Apa yang harus dilakukan? Suka atau tidak suka, setelah Anda berdua mengucap ikrar sehidup semati di depan Tuhan, utang menjadi problem berrsama.

Cobalah cari cara untuk melunasinya bersama. Masalahnya, jika ingin membeli barang lewat kredit bank, Anda dan suami akan mengalami kesulitan. Karena utang masih menumpuk.  Tapi, ingatlah, Anda tidak sepenuhnya bertanggung jawab secara hukum soal utang suami sebelum menikah. Bila dia terlilit utang cukup banyak, selama itu masih atas nama suami, Anda tidak akan mengalami masalah.

3. Gaya berbelanja
Kesalahan: Anda boros, si dia hemat. Atau, sebaliknya.
Saran: Berbagi keperluan belanja. Buat anggaran.

Siapa bilang hanya wanita yang hobi belanja. Bedanya, wanita sering belanja untuk keperluan kecil. Sedangkan pria biasanya membeli barang satu tapi dengan harga selangit. Itu yang jadi masalah. Solusinya, coba Anda duduk berdua, dan tuliskan berapa anggaran yang harus dialokasikan untuk kebutuhan sehari-hari, atau kebutuhan lainnya.

4.Investasi
Kesalahan: Suami tipe risk-taker, Anda takut berinvestasi. Atau, sebaliknya.
Saran: Masukkan dana ke beberapa investasi

Tidak berinvestasi zaman sekarang? Wah, kuno! Tapi, jika salah satu dari Anda takut berinvestasi memang wajar. Apalagi di saat kodisi keuangan yang gonjang-ganjing sekarang ini. Solusinya, cobalah berinvestasi di beberapa tempat. Misalnya, dibagi-bagi di beberapa tempat, misalnya saham, reksadana, maupun deposito. Setidaknya, Anda punya modal untuk dana pensiun nanti.

5. Dana darurat

Kesalahan: Tak perlu menyisihkan dana untuk keadaan darudat
Saran: Apapun bisa terjadi. Sisihkan dana untuk biaya tak terduga.

Meski saat ini posisi karier bagus, dan penghasilan sangat mencukupi, Anda dan suami tetap perlu mempersiapkan anggaran untuk keperluan mendadak. Sebaiknya, tiap bulan sisihkan 5-10% dari penghasilan berdua untuk hal-hal tak terduga. Jika bulan ini tidak terpakai, jangan digunakan. Anggap saja uang ini sebagai salah satu tabungan. Nah, jika suatu saat diperlukan, Anda berdua tidak perlu repot mengambil bagian dari dana keperluan lain.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension
Ilustrasi pelaku

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp100 Juta Jadi Tersangka

Polisi telah menangkap sopir taksi online yang menodong dan melakukan pemerasan terhadap penumpang wanitanya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024