2009, IHSG Menuju 1.750

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2009 diperkirakan bergerak di kisaran 1.500-1.750.

Saham-saham yang berpotensi menopang penguatan IHSG di antaranya di industri consumer goods, telekomunikasi, komoditas, dan infrastruktur.

Demikian rangkuman pendapat Kepala Riset PT Danareksa Sekuritas, Sebastian Sharp, serta analis teknikal PT BNI Securities, Muhammad Alfatih kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu 17 Desember 2008. Sementara itu, Kepala Riset PT Mandiri Sekuritas, Ari Pitoyo, memproyeksikan IHSG akhir tahun depan di level 1.700.

Namun, pada akhir tahun ini, Kepala Riset PT BNI Securities, Norico Gaman, dalam analisis bulanan edisi Desember memperkirakan IHSG ditutup di level 1.300-1.400.

Menurut Alfatih, secara teknikal, IHSG berpotensi naik ke level 1.750. Berdasarkan pola teknikal IHSG sejak 1990, support kuat di level 1.100.

Namun, sebelum menuju level 1.750, IHSG akan menguji resistance di kisaran 1.400 dan selanjutnya 1.740. “Level 1.400 diperkirakan tertembus akhir 2008 atau awal tahun depan,” ujar Alfatih.

Sementara itu, Ari Pitoyo mengatakan, peluang kenaikan IHSG dipengaruhi penurunan suku bunga seiring membaiknya inflasi.

Menurut Ari, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) membawa sentimen positif bagi pasar saham domestik. Sementara itu, saham-saham yang akan menjadi incaran investor tahun depan adalah sektor telekomunikasi dan infrastruktur.
 
Secara valuasi, harga saham diperdagangkan dengan price to earning ratio (PER) enam kali, setara kondisi pada 2001-2002. Sementara itu, untuk 2009, dia memprediksi PER sebesar 8,5 kali.

Namun, dia menjelaskan, kinerja emiten tahun depan diperkirakan turun delapan persen dibanding tahun ini. Penurunan itu seiring dengan ekspansi terbatas karena ketatnya likuiditas dan berkurangnya permintaan.

Gibran Akui Ada Pembicaraan soal Kemungkinan Koalisi dengan PDIP

Berdasarkan data Mandiri Sekuritas, beberapa saham yang memiliki PER di bawah delapan persen di antaranya PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 1,8 kali, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tiga kali, PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) 2,9 kali, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 3,2 kali, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) 4,6 kali, PT Astra International Tbk (ASII) enam kali, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 5,6 kali.

Sementara itu, Sebastian Sharp memprediksikan IHSG bakal bertengger di kisaran 1.530 pada akhir 2009. Saham-saham-saham di sektor komoditas, perbankan, consumer goods, dan infrastruktur berpotensi menopang IHSG. Beberapa saham pada sektor-sektor itu memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan berpotensi memberikan keuntungan.

“Yang kami rekomendasikan saat ini adalah saham dengan beta di bawah 1, seperti Unilever (PT Unilever Indonesia Tbk) yang memiliki beta 0,7,” ujar dia.

Akhir Tahun 1.400
Sementara itu, Norico Gaman, mengatakan, IHSG diperkirakan ditutup di level 1.300-1.400 pada akhir tahun ini. Pada bulan ini, menurut dia, diharapkan banyak dana jangka pendek masuk ke bursa saham domestik.

Momentum ini dapat dimanfaatkan dengan bertransaksi saham jangka pendek guna merealisasikan keuntungan.

“Aksi window dressing dapat menjadi peluang untuk meminimalisasi risiko perdagangan saham dan memperbaiki imbal hasil portofolio investasi,” ujar dia dalam risetnya.

Menurut Norico, momentum akhir tahun menjadi perhatian pelaku pasar pada sektor-sektor prospektif. Terutama pada sektor yang diuntungkan oleh peningkatan konsumsi dalam negeri dan mendapatkan stimulus ekonomi pemerintah. “Kami melihat saham-saham sektor barang konsumsi, energi, infrastruktur, semen, dan otomotif berpeluang terapresiasi selama Desember  ini,” kata dia.

Saham-saham pilihan BNI Securities dengan target harga untuk 12 bulan ke depan adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga Rp 1.350, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 7.000, PT Mayora Indah Tbk (MYRA) Rp 1.500, PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) Rp 18.000, dan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Rp 7.000.

Sementara itu, saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dengan target harga Rp 3.100, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Rp 640, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Rp 6.000, PT Semen Gresik Tbk (SMGR) Rp 6.300, dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 35.000.

Soal Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Adopsi Anak, Ramalan Hard Gumay Bikin Tercengang
Nasrullo Kabirov

Wasit Musuh Terbesar Timnas Indonesia U-23, Ini 4 Kontroversi Nasrullo Kabirov Semalam

Sosok Nasrullo Kabirov menjadi sorotan netizen Indonesia. Wasit asal Tajikistan ini dinilai berat sebelah saat memimpin duel Timnas Qatar melawan Timnas Indonesia U-23.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024