Akbar: Banyak Nepotisme di Parpol

VIVAnews - Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Akbar Tandjung, mengungkapkan masih banyaknya nepotisme yang dilakukan oleh partai politik dalam perekrutan calon pemimpin pada Pemilu 2009.

"Pola nepotisme masih sangat kuat termasuk di partai saya (Golkar). Itu dilakukan untuk menduduki tempat strategis," kata Akbar dalam Dialog Kebangsaan di Universitas Paramadina, Jakarta, Jumat 26 Desember 2008.
 
Masih banyaknya nepotisme, jelas Akbar, sehingga terjadi deal-deal politik untuk menjadi calon tertentu dalam pemilu. Akibatnya, tidak ada kaderisasi dalam kelembagaan partai politik.
 
Selain itu, Akbar mengkritik tidak adanya blue print dalam sistem perpolitikan Indonesia. Dalam pelaksanaannya, memunculkan ketidak konsistenan dari elit politik dalam menjalankan perpolitikan di Indonesia.
 
Oleh sebab itu, ke depan, harus ada penguatan kelembagaan dalam partai politik. Sehingga muncul politik yang benar-benar untuk rakyat. "Parpol jangan hanya menjadi kendaraan politik saja," ungkap Akbar.
 
Sementara Caleg DPR Budiman Sujatmiko berpendapat, banyaknya partai politik di Indonesia tidak dibarengi dengan penawaran ide kepada masyarakat. "Secara fisik banyak pilihan, tapi secara ide minim sekali," terangnya.
 
Akibatnya, telah muncul politik gelonggongan yang mewarnai perpolitikan di Indonesia. Artinya, jelas Budiman, elit politik yang mampu secara finansial akan mengalahkan elit politik akar rumput. "Karena tertindas politik uang," tuturnya.

Presiden Korsel Beri Selamat ke Prabowo Subianto Menang Pilpres 2024: Semoga RI Lebih Makmur
Ilustrasi kiamat.

Kerusakan Iklim dan Alam Jadi Tanda Kiamat? Begini Penjelasan Al Quran dan Sains

Al Quran dan penelitian ilmiah mengungkap berbagai teori dan fenomena yang menandakan kedatangan kiamat. Ajaran Islam telah lama mengakui kepercayaan akan hari kiamat.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024