Stimulus Fiskal

Mekanisme Stimulus Tak Jelas

VIVAnews - Niat baik pemerintah mengucurkan stimulus fiskal hingga Rp 50 triliun dipertanyakan oleh pelaku industri nasional. "Mekanismenya belum jelas," kata Ketua Umum Ikatan Pabrik Paku dan Kawat Indonesia Ario N Setiantoro kepada VIVAnews, Rabu 7 Januari 2009.

Ario mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan dari pemerintah tentang mekanisme pemberian stimulus ini. Pemerintah hanya memberi kebijakan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah hingga Rp 1,2 triliun.

Menurutnya, insentif fiskal dalam bentuk pajak tersebut seharusnya juga bisa dinikmati pengguna akhir. "Kalau hanya Krakatau Steel jual bahan baku tanpa PPN ke pabrik paku, setelah itu pabrik paku jual ke distributor, toko, dan agen dengan PPN, maka maksud baik pemerintah memberikan stimulus tidak akan sampai," ujarnya. 

Pemanfaatan insentif fiskal hingga pembeli akhir, menurut Ario, justru akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Mengingat 75 persen perekonomian Indonesia berasal dari industri dalam negeri.

Ario menilai insentif fiskal untuk industri baja sebesar Rp 1,2 triliun yang sudah disetujui pemerintah, masih kurang memadai untuk mengcover industri baja nasional. Padahal insentif ini merupakan terbesar kedua setelah stimulus industri minyak dan gas, serta panas bumi sebesar Rp 2,5 triliun. "Perputaran industri baja bisa mencapai Rp 60 triliun - Rp 70 triliun dalam setahun," katanya. 

Sebelumnya, Ario mengatakan, asosiasi mengusulkan besaran Rp 4,5 triliun - Rp 5 triliun untuk insentif fiskal putaran pertama. "Kami berharap stimulus fiskal putaran kedua akan menambah kesempatan industri untuk bertumbuh lagi," katanya.

Heru Budi Mengaku Tak Tahu soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Capai Rp 22 M
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri di Mapolda Papua

4 Potret Adem Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri setelah Mualaf

Kapolda Papua Inspektur Jenderal (Irjen) Mathius D Fakhiri terlihat cukup aktif mengikuti kegiatan keagamaan bersama umat Muslim setelah dirinya resmi memeluk agama Islam

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024