Pemerintah Minta Formula Harga Elpiji Berubah

VIVAnews - Pemerintah mengusulkan PT Pertamina mengubah formula harga patokan elpiji. Pasalnya, Pertamina hanya menggunakan patokan beli elpiji dari pasar impor tunggal, CP Aramco. Sebaiknya, ada pembanding harag elpiji dari pasar lain.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Direktorat Jenderal Minyak Gas Saryono Hadiwidjoyo mengatakan, formula tersebut masih sedang dalam perhitungan. "Sedang dihitung bersama tim Ditjen Migas, Pertamina, asosiasi pengusaha, dan Departemen Keuangan," ujar Saryono di Jakarta, Selasa 13 Januari 2008.

Pemerintah juga mengkaji apakah formula persentase yang saat ini digunakan akan tetap dipertahankan. Sebab, ada alternatif lain menggunakan harga maksimum. Saat ini, untuk mendistribusikan elpiji 3 Kg, Pertamina memakai persentase alpha atau marjin sebesar 45 persen. Selama ini pemerintah menganggap alpha tersebut terlalu besar, sehingga membebankan subsidi.

Targetnya, akhir Januari atau Februari, formula ini selesai dan masuk dalam tata niaga elpiji. Penyusunan tata niaga, menurut Saryono, akan membantu meningkatkan investasi kilang elpiji dan pembangunan stasiun pengisian dan pendistribusia bulk elpiji.

Dihubungi terpisah, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Achmad Faisal mengatakan, tidak ada patokan harga lain yang dapat dijadikan acuan dalam impor elpiji dari pasar internasional. "Di pasar hanya CP Aramco. Kami beli ke kontraktor bagi hasil (KPS) melalui Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas yang juga menggunakan CP Aramco," katanya.

Otoritas IKN Kerjasama dengan Universitas Leiden Belanda
Ilustrasi/Petani

Harga Kembang Pala Meroket hingga Ratusan Ribu Gegara Bumbu Masakan Diburu

Harga bunga pala (fuly) di pusat penjualan hasil perkebunan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) meroket saat ini.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024