Tragedi Palestina

Israel Pergi, Fatah dan Hamas Saling Curiga

VIVAnews - Kekejaman Israel di Jalur Gaza, untuk sementara ini, terhenti. Namun, sambil menatap rumah-rumah mereka yang hancur, rakyat Palestina kini dipusingkan dengan berlanjutnya pertikaian politik antara dua kelompok yang berpengaruh, Fatah dan Hamas.

Kelompok Hamas, penguasa di Jalur Gaza yang selama tiga pekan lalu bulan-bulanan dibom Israel, curiga ada yang menjadi mata-mata demi kepentingan Israel. Sebaliknya, Fatah sebagai penguasa di Tepi Barat menuding Hamas telah serampangan menangkap dan menyiksa para pengikut Fatah dengan tuduhan spionase. 

“Dalam perang ini, kami menangkap banyak mata-mata , dan kami akan terus berupaya menangkap mata-mata itu dan menjebloskan mereka ke penjara,” kata Ehad al-Ghossain, juru bicara Departemen Dalam Negeri Hamas, seperti dikutip dari stasiun televisi CNN, Kamis 22 Januari 2009.

“Beberapa pihak ingin membantu Israel, membunuh Hamas dan pemimpin Hamas, dan memberi informasi kepada Israel,” kata al-Ghossain.

5 Fakta Menarik Jelang Duel Bayern Munich vs Arsenal di Liga Champions

Pemimpin tertinggi yang tewas dalam serangan Israel ke Jalur Gaza adalah Menteri Dalam Negeri Hamas, Said Siam. “Saudara-saudara saya melihat sekitar tiga atau empat mata-mata,” kata seorang tetangga apartemen Said Siam, Omar Hassan. “Mata-mata itu pergi, lalu apartemen Said Siam diserang,” kata Hassan.

Pangkalan kekuasaan Fatah adalah di Tepi Barat, terkunci setelah perang kekuasaan dengan Hamas yang memenangkan pemilihan parleman Januari 2006 dan merebut Gaza dari Fatah dengan aksi kekerasan tahun lalu. Presiden Otoritas Palestina sekaligus pemimpin Hamas, Mahmoud Abbas, adalah sekutu Amerika Serikat meski masih membawa sedikit pengaruh di Gaza.

Sementara itu kelompok Fatah menyangkal memata-matai Hamas untuk Israel.  Pemimpin Fatah kemarin mengatakan bahwa sedikitnya 175 anggota mereka ditangkap dan disiksa dalam beberapa hari terakhir.

Dua orang yang mengaku sebagai pendukung setia Fatah terlihat menderita luka parah di suatu tempat persembunyian di Kota Gaza. Mereka mengaku diserang sekelompok orang, namun menolak menjelaskan dimana dan kenapa diserang. Yang jelas, mereka membantah tuduhan kalau mereka mata-mata Israel.

"Mereka menembak dia dengan pistol," kata seorang yang luka-luka mengenai kondisi temannya. "Tulangnya hancur. Mereka menembak dia di bagian kaki...Ini dilakukan oleh orang Hamas," lanjut pria yang menolak disebutkan namanya tersebut.  Sedangkan korban luka lain, menurut saksi itu, akibat dikeroyok empat orang.

Dua orang yang mengaku sebagai pendukung setia Fatah terlihat menderita luka parah di suatu tempat persembunyian di Kota Gaza. Mereka mengaku diserang sekelompok orang, namun menolak menjelaskan dimana dan kenapa diserang. Yang jelas, mereka membantah tuduhan kalau mereka mata-mata Israel.

"Mereka menembak dia dengan pistol," kata seorang yang luka-luka mengenai kondisi temannya. "Tulangnya hancur. Mereka menembak dia di bagian kaki...Ini dilakukan oleh orang Hamas," lanjut pria yang menolak disebutkan namanya tersebut.  Sedangkan korban luka lain, menurut saksi itu, akibat dikeroyok empat orang.

Sedangkan al-Ghossain membantah ada perintah resmi dari Hamas memerintah untuk melakukan serangan balasan kepada orang yang dicurigai mata-mata. "Itu bukan karena kami," kata al-Ghossain menanggapi klaim dari dua pendukung Fatah yang terluka itu. "Mungkin ada beberapa keluarga yang punya masalah di masa lalu dan cuma ingin menembak mereka," lanjut al-Ghossain. 

Seminggu Setelah Kepergian, Istri Babe Cabita Disebut Masih Sering Melamun
Qatar vs Timnas Indonesia U-23

Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia

Timnas Indonesia U-23 diminta melupakan kekalahan saat melawan Timnas Qatar U-23. Garuda Muda takluk 0-2 dari tuan rumah di Jassim Bin Hamad Stadium, Senin 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024