Kalla Sindir Capres Tak Berpartai Besar

VIVAnews - Untuk menjadi presiden atau pemimpin nasional dinilai harus memiliki beberapa kriteria. Bila unsur ketokohan dalam seseorang tinggi, tetapi tidak memiliki partai yang kuat. Maka hasilnya diragukan.

"Harus partai yang kuat, bisa dia hebat, bisa dia punya pengalaman, berpendidikan, tapi tidak punya partai yah sulit juga menjadi pemimpin nasional," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Gedung Lembaga Pertahanan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Januari 2009.

Kalla mengatakan hal itu dalam peluncuran buku berjudul Indeks Kepemimpinan Nasional karya Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional, Muladi. Kalla menilai elektabilitas sangat penting bagi seorang pemimpin. Dan elektabilitas itu menurut Kalla memiliki berbagai varian.

"Tetapi punya partai tidak punya leadership sulit juga. Kombinasi dari semua ini akan membawa kita menjadi kuat," tambah Kalla yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini.

Apakah pertanyaan Kalla ini terkait pencalonan presiden anggota Dewan Penasehat Partai Golkar Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan yang tidak didukung Partai Golkar untuk mencalonkan diri menjadi presiden akhirnya menggunakan gerbong Partai Republikan. Bahkan, kini Sri Sultan sudah merapat ke PDI Perjuangan dengan menghadiri Rapat Kerja Nasional.

Respons Santai Jokowi Sudah Tak Dianggap Kader PDIP Lagi: Terima Kasih
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Maret 2024

Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, AHY: Saatnya Rekonsiliasi

AHY meminta semua pihak agar legowo dengan keputusan MK.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024