Survei Jelang Forum Ekonomi Dunia

Kini Makin Banyak CEO Kurang Percaya Diri

VIVAnews - Tidak seperti biasa, para Kepala Eksekutif Korporat (CEO) dari manca negara datang ke Forum Ekonomi Dunia dengan kepercayaan diri yang rendah. Pasalnya, mereka datang ke pertemuan tahunan bergengsi tersebut sambil diliputi kecemasan atas keberlangsungan resesi ekonomi dan krisis kredit global yang mengancam masa depan bisnis mereka.

Demikian ungkap hasil jajak pendapat dari PricewaterhouseCoopers (PwC) yang melibatkan lebih dari 1.100 CEO dari manca negara menyambut penyelenggaraan Forum Ekonomi Dunia di kawasan tetirahan elit bersalju di Davos, Swiss. Pertemuan yang mempertemukan para CEO dengan sejumlah kepala pemerintahan dari penjuru dunia tersebut dimulai Rabu, 28 Januari 2009, dan berlangsung selama empat hari. Perdana Menteri (PM) Rusia, Vladimir Putin, dan PM China, Wen Jiabao, hadir dalam pertemuan itu.

Menurut laman surat kabar Inggris, the Guardian, forum ini merupakan ajang pertama bagi para elit dunia di tahun 2009 dalam mengupayakan strategi bersama menghadapi resesi ekonomi dan krisis keuangan global. Setelah Forum Ekonomi Dunia, para elit politik dan CEO akan menanti hasil dari Pertemuan Tingkat Tinggi 20 kepala negara dari kelompok negara maju dan berkembang dalam Forum G-20 pada bulan April dan pertemuan delapan negara maju (G8) Juli mendatang.  
 
Survei dari PwC mengungkapkan seruan para CEO kepada elit politik dunia bahwa harus segera ada tindakan nyata dalam menyiasati krisis keuangan global. Pasalnya, krisis yang berpangkal dari industri perbankan ini telah menghancurkan harga saham, raihan laba, dan ekspansi bisnis hampir semua perusahaan di penjuru dunia. Bahkan para CEO kini terpaksa melakukan keputusan fatal, yaitu menutup pabrik dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal.
 
Survei itu mengungkapkan turunnya kepercayaan diri para CEO. Kini, hanya 21 persen responden yang mengaku masih optimistis bahwa pendapatan perusahaan mereka bakal meningkat dalam 12 bulan ke depan. Padahal, tahun lalu, 50 persen responden masih optimistis.

Selain itu, sebagian besar CEO sudah merasa tidak yakin bahwa resesi di negara tempat perusahaan mereka beroperasi segera memudar. Sebaliknya, mereka yakin bahwa pemulihan ekonomi bakal berlangsung lambat dan bertahap, memakan waktu paling tidak selama tiga tahun.    

"Angka tiga tahun sebenarnya masih sedikit lebih baik, namun masalahnya prediksi tidak cukup bagus. Cuma 21 persen yang yakin bahwa krisis dapat teratasi dalam 12 bulan ke depan, sedangkan yang memilih jangka waktu tiga tahun sebanyak 34 persen," kata Tony Poulter, kepala konsultan global PwC.
 
Jadi, pada intinya, sebagian besar CEO menilai krisis berlangsung lama dan tidak akan segera pudar.

Menurut, Poulter, tingkat kepercayaan diri para CEO mulai goyak sejak September 2008, atau sejak menyimak berita bangkrutnya bank investasi Lehman Brothers dan penguasaan Merrill Lynch oleh pemerintah AS.

Saat itu, hanya 46 persen eksekutif yang sudah was-was bahwa krisis perbankan di AS bakal mempengaruhi usaha mereka. Beberapa bulan kemudian, Desember 2008, jumlah responden yang memiliki perasaan demikian bertambah menjadi 67 persen. 

 
 

Shell Indonesia Bakal Tutup Seluruh SPBU di Medan, Manajemen Ungkap Alasannya
Duel AS Roma vs AC Milan

5 Fakta Menarik AS Roma Usai Singkirkan AC Milan di Liga Europa

AS Roma berhasil menumbangkan AC Milan dengan skor 2-1 dalam Perempat Final Liga Europa leg kedua di Stadion Olimpico pada Jumat dini hari tadi, 19 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024