Kecelakaan Helikopter di Pondok Cabe

Menhub: Kita Ingin Tahu Kenapa Heli Terguling

VIVAnews - Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal mengatakan penyebab terjadinya kecelakaan helikopter Pelita Air Sevices di Lapangan Udara Pondok Cabe, Tangerang, Banten, sedang dalam penyelidikan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
 
Menurut dia, saat kejadian naas itu terjadi, helikopter sedang dalam kondisi perawatan ground run. Pada hari pertama, kata Jusman, tak ada masalah. Kejadian terjadi pada hari kedua. "Waktu mau berhenti, tiba-tiba terguling. Itu yang harus dilihat, kenapa bisa seperti itu," kata Jusman di Istana Negara, Jakarta, Jumat 30 Januari 2009.

Saat helikopter terguling, kata Jusman, baling-baling mengenai landasan. "Lalu, serpihan itu yang mengenai korban,"kata Jusman.

Ditambahkan dia, ground run adalah suatu prosedur dari sebuah perawatan pesawat. Mesin diputar dan dicek ulang. Kegiatan tersebutberlangsung di landasan, artinya heli tidak diterbangkan. "Tandanya tidak terbang adalah, hanya ada pilot dan mekanis, kemudian ada petugas ground sector, dan memang tidak ada rencana untuk terbang," kata Jusman.

Yang dilakukan saat itu hanya menguji apa yang dirawat, apakah berfungsi dengan baik atau tidak. "Sekarang yang kita ingin tahu kenapa bisa terjadi kecelakaan. Yang dia rawat apa," tambah Jusman

Menurut Jusman apa saja yang dirawat masih jadi pertanyaan. "Apakah mesin, apakah autopilot nya atau sistem navigasi atau sistem kemudi. Kita akan cari tahu," tambah dia,
 
Helikopter Super Puma milik Pelita Air Services mengalami kecelakaan pada pukul 09.45 WIB, Kamis, 29 Januari 2009 persis di depan hanggar.

Dua teknisi, Sri Setiabudi (44) dan Ahmad Suparja (54), tewas dalam kondisi mengenaskan. Tubuh Ahmad Suparja terpotong di beberapa bagian. Sedangkan, tubuh Sri Setiabudi terbelah di bagian dada, dan tangan kiri. Keduanya tewas akibat terkena baling-baling helikopter.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024