2009, Transaksi Obligasi Diperkirakan Marak

VIVAnews - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkirakan aktivitas penerbitan obligasi pada 2009 lebih tinggi dibanding 2008. Peningkatan tersebut dipicu rendahnya suku bunga, stabilitas nilai tukar mata uang, dan membaiknya kondisi makro ekonomi.

Tahun ini, otoritas bursa menargetkan penerbitan obligasi mencapai Rp 15 triliun. Angka tersebut dipangkas dari target semula Rp 40 triliun. Sementara itu, pada 2008, transaksi obligasi korporasi mencapai Rp 52,9 triliun.

Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif, Keanggotaan, dan Partisipan BEI, Guntur Pasaribu, mengatakan, penerbitan obligasi sangat bergantung pada tingkat suku bunga. Saat ini, suku bunga di dalam negeri cukup rendah, sehingga kondisi tersebut dapat memicu pertumbuhan obligasi.

Selain itu, kondisi makro ekonomi saat ini sudah membaik. "Harapan kami, obligasi tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya," kata dia di gedung bursa efek, Jakarta, Senin 2 Februari 2009.

Menurut dia, penerbitan obligasi korporasi akan tercermin dari penawaran obligasi syariah (sukuk) ritel. Penerbitan sukuk ritel tersebut akan memicu penerbitan obligasi korporasi. "Kupon bisa sekitar 100-120 basis poin," ujar dia.

Sukuk ritel mulai ditawarkan 30 Januari hingga 20 Februari 2009. Masa penjatahan akan berlangsung 23 Februari 2009, dan penyelesaian transaksi (settlement) 23 Februari 2009.

Tak Melulu Konsumsi Pil Vitamin, Ini 5 Buah yang Mengandung Vitamin C Tinggi

Sementara itu, konfirmasi kepemilikan 25 Februari-5 Maret 2009. Sukuk ritel berkode perdagangan SR-001 akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 26 Februari 2009.

Lolly, putri sulung Nikita Mirzani

Tegas! Nikita Mirzani Coret Nama Lolly dari KK, Hak Waris, dan Asuransi: Sudah Gak Peduli!

Lolly sendiri saat ini sudah pulang ke Indonesia setelah tinggal lama di London, Inggris. Nikita Mirzani tahu anaknya itu pulang berdasarkan informasi dari sosial media.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024