Pengungsi Myanmar

Nasib Pengungsi Myanmar di Tangan Tim

VIVAnews - Departemen Luar Negeri belum memutuskan nasib 193 pengungsi etnis Rohingya, Myanmar yang terdampar di perairan Sabang, Aceh, 7 Januari 2009.

"Putusan deportasi menunggu presentasi dari tim," kata Juru Bicara Departemen, Teuku Faizasyah kepada VIVAnews, Rabu 4 Februari 2009.

Ditambahkan Faizasyah, departemen sudah mengirimkan Tim Direktorat Asia Timur dan Pasifik ke lokasi pengungsi di Sabang. Tim, lanjut dia, menyelidiki apa motivasi para pengungsi meninggalkan negaranya, hingga terdampar di Aceh.

Berdasarkan wawancara acak pada para pengungsi, motivasi mereka diduga kuat faktor ekonomi. "Kemungkinan besar dideportasi," kata Faizasyah.

Wawancara tim, kata Faizasyah, sudah selesai pada Selasa 3 Februari 2009 malam. "Namun hasilnya belum diserahkan," kata dia.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri membantah pemberitaan media asing mengenai isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap pengungsi Rohingya dari Myanmar yang diduga diusir dari negara mereka. Namun, jika terbukti ada pelanggaran HAM oleh pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya, Indonesia tidak akan menutup-nutupi.

Rohingya adalah suku asli Myanmar yang memeluk agama Islam. Mereka terbiasa bermigrasi ke negara tetangga Malaysia dan Thailand untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Saat ini etnis Rohingya di seluruh Myanmar diperkirakan 2 juta jiwa dan 1,5 juta diantaranya tinggal di Arakan, Myanmar, 600 ribu tinggal di Bangladesh, 350 ribu di Pakistan, 400 ribu di Arab Saudi dan 100 ribu di Uni Emirat Arab, Thailand dan Malaysia.

Sementara itu, Direktur Amnesty International wilayah Asia-Pasifik, Sam Zarifi, mengeluarkan surat terbuka yang dimuat dalam laman Amnesty International, Kamis 29 Januari 2009. Isinya

antara lain mendesak Myanmar untuk segera menghentikan penyiksaan dan perburuan terhadap kaum minoritas Rohingya karena tindakan pemerintah pimpinan junta militer tersebut menimbulkan gelombang pengungsi Rohingya.

Zarifi juga mendesak agar negara-negara yang didatangi etnis Rohingya, seperti Indonesia, India, Malaysia dan Thailand untuk tidak mengembalikan mereka ke negara mereka, dan membuka akses kepada Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) untuk masuk ke negara-negara tersebut.

10 Negara Ini Dicap Paling Malas Gerak Sedunia, Kok Bisa?
Ilustrasi berjalan tanpa alas kaki.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Belum lama ini viral mengenai seorang remaja berusia 14 tahun dari Amerika Serikat yang berjalan selama 3 jam dan menempuh 35.000 langkah menuju masjid untuk hal ini

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024