Kemas Yahya Ditunjuk Koordinator Tim Korupsi

"Ini untuk Kurangi Pengangguran Terselubung"

VIVAnews - Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus, Marwan Effendy, menyatakan dipilihnya Kemas Yahya Rahman sebagai koordinator Satuan Khusus Supervisi Perkara Korupsi adalah untuk mengurangi pengangguran di jajaran kejaksaan.

"Kegiatan ini tidak ada yang perlu khawatirkan," kata Marwan di Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin 23 Februari 2009. "Ini justru malah bagus mengurangi pengangguran terselubung para staf ahli dan fungsional itu."

Tim Satuan Khusus Supervisi dan Bimbingan Teknis Tuntutan Perkara Tindak Pidana Korupsi, Perikanan, dan Ekonomi (Cukai dan Kepabeanan) akan berisi tujuh staf ahli. Di antaranya adalah Kemas Yahya Rahman dan Direktur Penyidikan M Salim. Ditambah puluhan fungsional kejaksaan, diantaranya ada 23 fungsional mantan Kepala Kejaksaan Tinggi, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi, dan direktur yang punya latar belakang pengalaman tehnis pidana khusus.

Menurut Marwan, satuan khusus di Kejaksaan Tinggi yang sudah dibentuk juga belum mendapatkan pelatihan. Nantinya 30 orang itu akan berkelompok dan disebar bergantian. Kegiatan mereka, lanjut Marwan, bersifat sementara. "Karena kegiatan pelatihan yang akan diselenggarakan belum terlaksana," ujarnya.

Marwan menjelaskan, tim supervisi itu akan bertugas memberikan bimbingan cara-cara pemberkasan perkara, menyusun surat dakwaan, menyusun surat dakwaan, dan menyusun tuntutan pidana.

Kemas dan Salim disebut-sebut terlibat dalam kasus suap Artalyta Suryani dan jaksa Urip Tri Gunawan. Dalam sidang kasus suap Urip di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, Jaksa memutar rekaman percakapan antara Artalyta Suryani dan Kemas. Selain itu, nama Salim selaku atasan Urip juga sempat disebut-sebut.

5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

Atas kasus itu, Kemas dan Salim ditarik dari jabatannya. Dia kemudian masuk sebagai tim ahli kejaksaan.

Dok. Istimewa

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Koordinasi dan kolaborasi lintas sektoral serta sosialisasi kebijakan yang masif menjadi kunci keberhasilan mudik sehat dan aman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024