Kualitas CPO Indonesia Kalah dengan Malaysia

VIVAnews - Kualitas minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) masih menjadi kendala utama ekspor ke luar negeri. Mutu yang lebih rendah daripada pesaing, kurangnya sarana dan fasilitas yang memadai produk CPO sulit memasuki pasar dunia.

Salah satunya Jepang, peringkat kedelapan pengimpor CPO dunia ini lebih memilih Malaysia sebagai pemasok utamanya. Padahal Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia dengan produksi 18 ribu ton per hari, disusul Malaysia sekitar 17 ribu ton.

"Dibandingkan Malaysia, produk Indonesia kalah dari segi kualitas. Ini yang menjadi kendala ekspor CPO ke Jepang," terang Atase Perdagangan Indonesia untuk Jepang, Tulus Budhianto, di Jakarta, Jumat 24 Oktober 2008.

Standar kualitas yang sangat tinggi dari negara importir, harus dilihat sebagai tantangan. Sehingga apabila produk Indonesia sudah menembus pasar Jepang yang dikenal memiliki standar kualitas tinggi, akan lebih mudah memasuki pasar yang lain.

Di Jepang CPO digunakan sebagai bahan dasar minyak untuk BBM, kimia, kosmetik, bahkan untuk minyak nabati, karena lebih murah dari kopra.

Atase Perdagangan Indonesia untuk Belanda Mardjoko mengatakan, isu lingkungan dan standar yang tinggi menjadi kendala utama ekspor Indonesia ke Eropa. "Kampanye kerusakan hutan serta imbasnya terhadap satwa membuat produk Indonesia susah diterima di Eropa," katanya.

Gandeng Sejumlah Kampus di Indonesia, Maxnovel Tumbuhkan Minat Baca Melalui Karya Fiksi
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra memastikan langsung ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Tap (PLTU) Suralaya yang menjadi backbone kelistrikan Jawa Bali.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

Sepanjang 2023 carbon trading PLN IP telah mencapai 2.428.203 ton CO2, dan akan meningkat dua kali lipat pada tahun-tahun selanjutnya.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024