VIVAnews -- Sejumlah anggota Front Pembela Islam menyambut vonis Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap Ketuanya, Rizieq Shihab, dengan kemurkaan. Mereka berteriak-teriak usai hakim mengetuk palu menghukum Rizieq selama 1,5 tahun penjara, Kamis 30 Oktober 2008.
Sebagian lainnya langsung menuju Masjid Ahmadiyah yang terletak di Jalan Balikpapan, Jakarta Pusat, yang tak begitu jauh dari pengadilan. Namun, sejumlah polisi sigap menghadang. Kendati mereka mengaku tak akan membuat kekacauan, polisi tetap tak mengizinkan.
Untuk menanggapi persoalan ini, wartawan VIVAnews mewawancarai dua tokoh Ahmadiyah, yaitu Pimpinan Tim Advokasi Ahmadiyah Jan Lamardy dan Juru Bicara Ahmadiyah Mubarik. Keduanya dihubungi secara terpisah, berikut petikannya :
Apakah mendengar kabar rencana penyerangan ke Masjid Ahmadiyah?
Jan Lamardy: Kami sekarang nggak khawatir lagi, sebab polisi memang sudah siaga di kawasan itu. Masjid kami di situ sudah sering mendapat ancaman dari dulu. Orang di sekitar masjid juga memproteksi kami.
Mubarik: Kami serahkan pada polisi saja. Kami di sana tidak melanggar hukum, kenapa mesti di serang. Kami di sana sudah sejak 1930, dan mentaati hukum. Penyerangan itu barangkali karena mereka kecewa dengan vonis terhadap Rizieq, kalau kami normatif saja.
Bagaimana komentar Anda tentang vonis Habib Rizieq?
Jan Lamardy: Mestinya mereka menghormati hukum. Jika mereka terus memperluas serangan artinya merusak diri sendiri. Kan hukum sekarang ini sudah ditegakkan. Sebelumnya mereka belum pernah mendapat tindakan dari penegak hukum.
Mubarik: Kami sebenarnya sudah siap memaafkan aksi kekerasan yang pernah mereka lakukan pada kami. Tidak ada kebencian di hati kami. Tetapi hukum kan memang harus tetap dihormati.
Presiden PKS: Saatnya Pak Anies Mendukung Kader PKS untuk Maju di Pilkada DKI
Presiden PKS Ahmad Syaikhu berharap Anies Baswedan bisa membantu dan mendukung secara penuh kepada kader PKS yang akan maju di Pilkada DKI Jakarta.
