VIVAnews - Bagi Anda yang memiliki investasi di pasar modal tentunya saat ini bukan masa yang menyenangkan. Turbulensi sektor finansial global membuat aset portofolio terpengaruh, bahkan ikut anjlok seiring turunnya harga-harga saham.
Tidak hanya itu, pasokan likuiditas di sektor keuangan pun berkurang karena terjadinya keruntuhan berbagai institusi keuangan global, khususnya bank-bank investasi. Tentunya ini akan berdampak pada kesinambungan arus dana dari perusahaan-perusahaan korporasi besar di Indonesia.
Disamping itu juga terjadi penurunan permintaan dan penurunan harga komoditas utama ekspor Indonesia seperti Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara.
Certified Wealth Managers Association (CWMA) memberi 5 saran utama bagi Anda dalam menghadapi krisis yang terjadi, yakni:
1. Tetap berinvestasi di Indonesia
Kondisi di Indonesia saat ini masih lebih baik dibandingkan kondisi di negara-negara lainnya, sehingga investasi di Indonesia akan lebih aman dan menjanjikan hasil yang lebih baik dibandingkan investasi di negara lain. Disamping itu, karena situasi di luar negeri relatif sama risikonya, maka diversifikasi secara geografis ke negara-negara lain kurang ada manfaatnya.
2. Tetap berpegang pada prinsip berinvestasi
Dalam situasi tidak menentu kita harus kembali ingat pada prinsip investasi, yaitu risk and return.
- Setiap investasi memiliki risiko masing-masing yang sesuai dengan tingkat potensi hasil investasi. Risiko tinggi tentu hasilnya pun tinggi pula.
- Investor hendaknya menyesuaikan investasinya dengan profile risiko yang diinginkannya. Risiko yang diambil dan return yang diharapkan.
- Investor jharus menyesuaikan diri dengan time horizon, atau mempertimbangkan target waktu investasi.
- Investor juga harus mempertimbangkan jenis investasi sesuai dengan tujuan investasi. Seperti jika tujuan investasi untuk jangka pendek, maka instrumen investasi sebaiknya berjenis jangka pendek.
3. Market timing
Perekonomian mempunyai siklus yang berulang-ulang seperti masa resesi dan pertumbuhan. sektor industri harus dilihat perkembangannya. Pemilihan sektor berpengaruh untuk pemilihan saham dan obligasi, misalnya menimbang sektor industri dan farmasii tahan terhadap resesi.
4.Konsentrasi dan diversifikasi
Lakukan diversifikasi untuk mendapatkan hasil investasi yang baik.
5.Kerjasama dengan berbagai pihak
Krisis kepercayaan adalah sumber dari krisis. Untuk menghadapi ini diperlukan kerjasama bank sentral pemerintah. Dengan pikiran tenang, jernih, niscaya krisis global tidak akan terasa.
Langkah-langkah lain yang disarankan CWMA:
1. Jika Anda mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito. Jangan ambil uang Anda di bank. Jika diambil, keadaan akan makin memburuk
2.Jika punya saham dan turunannya sebaiknya ditahan dulu, kecuali ada keperluan keuangan yang mendesak. Namun pikirkan kerugian yang diderita jika investasi itu dijual.
3.Pegang rupiah. Jika membeli dolar maka akan semakin buruk karena harga barang impor semakin mahal.
4. Jangan hadapi krisis dengan kepanikan. Jika Anda panik membeli dolar dengan menarik tabungan, maka akan menciptakan krisis yang lebih parah.
Baca Juga :
Adzan Berkumandang di Jalur Gaza, Warga Palestina Rayakan Lebaran Diwarnai Bom dan Rumah Runtuh
VIVA.co.id
10 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
VIVA Networks
Pada musim mudik Lebaran 2024 PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (PT EMLI) kembali menggelar mudik gratis bagi mekanik di bengkel rekanannya. Pakai bus premium.
Benarkah Insecure Dosa? Begini Kata Habib Jafar
Sahijab
21 hari lalu
Istilah "insecure" erat kaitannya dengan tingkat percaya diri seseorang, yang merupakan perasaan yang dapat berubah sesuai dengan situasi yang dialami. Apakah ini dosa?
Verrell Bramasta memilih untuk merayakan Idul Fitri dengan cara yang berbeda tahun ini. Verrell mengajak ibunda tercinta, untuk merayakan Lebaran di Jepang.
Pemerintah melalui Kementerian Agama, telah menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Hal tersebut berdasarkan pada sidang isbat.
Selengkapnya
Isu Terkini