Proteksi Data

Sentinel System Masuk Indonesia

Tanah Air lagi-lagi kehadiran piranti asal negara tetangga. Kali ini, Sentinel Technologies, perusahaan peneliti dan pengembangan yang didanai pemerintah Malaysia di bawah Departemen Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi memperkenalkan piranti lunak anti-pembajakan, Sentinel System.
 
Piranti lunak yang sudah dipatenkan di Amerika dengan nomor paten sementara 61/053,933 itu diklaim berkemampuan mencegah segala bentuk penggandaan dengan cara mengambil kontrol pada susunan dan akses suatu CD.
 
"Konten dari CD atau DVD sudah diproteksi Sentinel System tidak bisa di-share ke siapapun," kata Mohd Afendy bin Mohd Aris, Presiden dan CEO Sentinel Technologies (M) Sdn Bhd, pada peluncuran Sentinel System di Hotel Park Lane beberapa waktu lalu.
 
Secara teknologi, Sentinel System menggunakan kombinasi enkripsi, proteksi kode, dan polimorfisme, teknologi yang digunakan di dalam kode untuk menjamin tidak ada dua produk yang identik.
 
"Jika folder yang mengandung konten penting dibuka, piranti lunak ini akan otomatis bekerja dan 'menghilangkan' seluruh konten yang ada. Bila CD/DVD dikeluarkan kembali, piranti lunak ini akan otomatis ter-uninstal penuh," kata Afendy yang menjelaskan cara kerja piranti lunaknya yang hanya membutuhkan space sekitar 20 MB dalam CD yang diproteksi.
 
Diaplikasikan pada replikator atau mesin duplikasi memungkinkan semua CD/DVD yang diproduksi melalui mesin tersebut akan disisipkan piranti lunak Sentinel System.
 
Namun demikian, piranti lunak yang bisa berjalan di atas Microsoft Windows, baik XP maupun Vista, Linux, dan Apple tersebut, berlaku limited pirate of time.
 
"Karena itu, kami akan terus memperbaharui (update) teknologinya, seperti update antivirus. Teknologinya tidak kokoh untuk jangka panjang," ucap Afendy.
 
Dia juga mengakui pembacaan CD/DVD yang memakan waktu saat pertama kali diputar (loading) menjadi kekurangan lain piranti lunak besutan Sentinel Technologies itu.
 
Terkait aspek bisnis, target pasar utama Sentinel Technologies di Indonesia adalah rumah produksi video game dan piranti lunak. Di samping itu, rumah produksi film dan sejumlah label musik besar juga menjadi sasaran segmen yang dinilai potensial.
 
Menurut Afendy, dari kerja sama yang dibangunnya bersama mitra nanti, Sentinel hanya meraup sedikit keuntungan dari CD/DVD yang terproteksi.
 
"Kami hanya mengambil satu atau dua ribu rupiah untuk CD yang terjual. Kalau tidak terjual, otomatis kami tidak dapat untung," ucap Afendy yang enggan memaparkan siapa calon klien yang tengah bernegosiasi dengannya.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024