VIVAnews - Harga minyak di pasar Asia, Senin 17 November 2008 meluncur di bawah US$ 56 per barel. Resesi yang dialami Jepang akibat perlambatan ekonomi global diperkirakan akan mempengaruhi permintaan.
Harga minyak jenis light sweet untuk mengiriman Desember turun US$ 1,29 menjadi US$ 55,75 per barel, jauh dibawah harga kontrak pada Jumat lalu yang masih di level US$ 57,04.
Jepang yang merupakan raksasa ekonomi kedua di dunia, pada Senin mengumumkan telah memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak 2001 lalu.
Pejabat kabinet menyatakan bahwa perekonomian Jepang, berdasarkan produk domestik bruto (GDP), jatuh lagi sebanyak 0,1 persen di kuartal ketiga. Sebelumnya, GDP Jepang merosot 0,3 persen di kuartal kedua. Produk domestik bruto Jepang tahun ini jatuh sebanyak 0,4 persen.
Saham di indeks-indeks mayor di seluruh dunia mengalami kemerosotan dalam dua bulan terakhir. Bursa saham Rusia kehilangan nilainya sebesar 65,5 persen sejak awal tahun. Demikian pula yang dialami saham-saham di bursa Jepang dan Amerika Serikat yang masing-masing jatuh sebanyak 42 persen dan 33 persen.
Jumat pekan lalu, Uni Eropa telah mengumumkan bahwa 15 negara anggota Uni Eropa resmi berada dalam resesi karena produk domestik bruto berkurang sebanyak 0,2 persen dalam kuartal kedua.
Pengumuman Jepang tentang resesi memang telah diperkirakan. Salah satu penyebabnya adalah terus menguatnya nilai mata uang yen terhadap dolar. Nilai yen meroket dalam beberapa pekan terakhir akibat gejolak pasar keuangan dunia dan kekhawatiran akan resesi global. Ini berdampak nilai mata uang dolar Amerika Serikat (AS) dan yen naik turun karena dianggap sebagai simpanan aman oleh para investor.
"Pelaku pasar khawatir dengan proyeksi ekonomi dunia, khususnya terkait konsumsi minyak," kata David Moore, ahli komoditas dari Bank Commonwealth. "Data yang diumumkan pemerintah Amerika, Eropa dan negara-negara lain, mengingatkan investor bahwa masalah ekonomi ini akan mempengaruhi perkembangan ekonomi dunia," katanya.
Harga minyak melorot sekitar 60 persen dibandingkan posisi paling tinggi yang mendekati US$ 150 per barel pada pertengahan Juli lalu.
Presiden OPEC Chakib Khelil mengatakan, negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC kemungkinan akan memotong produksinya dalam pertemuan bulan ini.
VIVA.co.id
24 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
DRAKOR: Gong Yoo dan Song Hye Kyo dalam Pembicaraan untuk Drama Baru Penulis ‘It’s Okay That’s Love’
Wisata
5 menit lalu
Para penggemar telah tergila-gila dengan pasangan baru ini sejak saat itu, sambil menantikan untuk menyaksikan chemistry membara di layar antara Song Hye-Kyo dan Gong Yoo
No Hoax! Klik Link Ini dan Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp2,4 Juta, Cuma Bawa KK dan KTP
Bandung
9 menit lalu
Anda dapat mendapatkan Dana gratis langsung dari aplikasi Dana tanpa mengunduh aplikasi lain. Namun, banyak pengguna menawarkan aplikasi yang menghasilkan saldo Dana grat
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis prakiraan cuaca untuk Kota Denpasar, Bali, pada tanggal 25 April 2024. Cuaca di Denpasar diprediksi
Soal Puncak Peringatan Otoda XXVIII, Istana Tegaskan Jokowi tak Ada Jadwal di Surabaya
Jatim
15 menit lalu
Berkenaan dengan kegiatan puncak peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII yang akan digelar di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Jokowi ditegaskan tak ada jadwal...
Selengkapnya
Isu Terkini